Sabtu, 22 Februari 2014

Jatuhnya Derajad Manusia karena Suap

Assalamualaikum ,

Ahlan wasahlan sahabat yang baik hatinya , sedikit pemikiran saya untuk sahabat tentang RISYWAH /SUAP.

Risywah/Suap ( sogok) adalah suatu tindakan yang tidak terpuji dan sangat merugikan orang lain  sedangkan mereka mengetahui keburukan sifat ini .seperti firman Allah :

وَلا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ وَتُدْلُوا بِهَا إِلَى الْحُكَّامِ لِتَأْكُلُوا فَرِيقًا مِنْ أَمْوَالِ النَّاسِ بِالإثْمِ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ (188)

Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 188).

Dari Firman Allah diatas jelas mengatakan kata larangan , tetapi sayangnya sebahagian dari kita mengabaikan larangan ini , terlalu menikmati dunia dan tidak mempedulikan sesama  keserakahan telah membutakan hati dan menulikan telinga serta mengaburkan hak hak orang yang membutuhkan , bukankah ini lebih kejam dari membunuh ??

Dalam hidup bermasyarakat kita selalu mendengar dan menyaksikan praktek praktek "kotor" yang dilakukan pejabat pemerintahan maupun swasta untuk memuluskan sesuatu . Tentunya dengan menerima ataupun memberi risywah / suap , mereka sebagai pelaku bukanlah orang yang tidak mengerti hukum agama maupun negara , namun hati dan telinga mereka sudah buta sehingga mengenyampingkan itu semua demi kepuasan duniawi , perumpamaan orang seperti ini disindir Allah dalam Aqur'an

Firman Allah:
(مَثَلُ الَّذِينَ حُمِّلُوا التَّوْرَاةَ ثُمَّ لَمْ يَحْمِلُوهَا كَمَثَلِ الْحِمَارِ يَحْمِلُ أَسْفَاراً بِئْسَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِ اللَّهِ وَاللَّهُ لا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ)
"Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat, kemudian mereka tiada memikulnya adalah seperti keledai yang membawa Kitab-Kitab yang tebal. Amatlah buruknya perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu. dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang zalim." (QS. Al-Jumuah: 5) 

maksud dari Firman Allah diatas  jelas sekali seorang yang yang diberi ilmu dan mengetahui ilmu namun tidak mengamalkannya disindir Allah dengan perumpamaan seekor keledai , mengapa ? , karena keledai yang disebutkan di ayat mengerti akan beratnya pikulan tetapi tidak mengerti isi dari apa yang dia pikul , sifat keledai bersuara berteriak teriak ketika lapar dan haus dan diam ketika kenyang .
sungguh perumpamaan keledai ini sangat cocok dengan fenomena bernegara kita sa'at ini bukan ?? Na'udzubillah !!!

Dalam bernegara dan berpolitik seseorang dibebankan sebuah tanggungjawab besar untuk menjalankan amanah orang atau lembaga  yang mereka pimpin mereka harus faham betul dengan konseksensi dari seorang yang diamanahkan rakyat , mengerti betul keinginan dan megaspirasikan nya bukam malah sebaliknya , membutuhkan masyarakat ketika ingin menjabat tetapi senyap dan sibuk mengumpulkan pundi pundi haram ketika menjabat sehingga lupa dengan janji janji yang ia suguhkan ke masyarakat , apakah ini disebut amanah ? . Na'udzubillah !!!

Sahabat , simak sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam ini :
العائد في هبته كالكلب يقيء ثم يعود في قيئه
"Orang yang meminta kembali sesuatu yang telah dia beri, bagaikan anjing yang muntah kemudian dia jilat sendiri muntahnya." 

Beliau juga bersabda, "Tidak boleh bagi kami memberikan contoh yang buruk." 

Dari sedikit penjabaran diatas jelaslah sudah Derajad manusia yang meminpin suatu kaum akan jatuh dan lebih hina dari hewan Keledai dan anjing .

banyak contoh kasus , pejabat yang dihormati dan disegani punya segalanya berakhir di jeruji besi karena risywah / suap . derajat yang tadinya tinggi dikenal sepelosok negeri tiba tiba dijatuhkan Allah menjadi hina di balik jeruji , ini fakta !!!

 Semua kembali kepada kita wahai rakyat yang mencari pemimpin dan wakil yang amanah ...
pilihlah yang berbuat tanpa pamrih dan mengerti betul apa yang menjadi aspirasi , jangan memilih mereka yang seperti keledai , berkoar koar dan bersilat lidah mengumbar janji janji tetapi setelah duduk mereka lupa , lupa dengan apa yang diamanahkan , lupa dengan tanggungjawab yang dia inginkan dahulunya , lupa segala galanya .

sahabat yang baik hati , terimakasih atas kunjungannya



VISI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA ( IV )


Bermartabat menuntut bangsa Indonesia untuk menempatkan dirinya sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Bangsa yang bermartabat adalah bangsa yang mampu menampilkan dirinya, baik dalam aspek sosial, politik, ekonomi, maupun budaya secara elegan sehingga memunculkan penghormatan dan kekaguman dari bangsa lain. Martabat muncul dari akhlak dan budi pekerti yang baik, mentalitas, etos kerja dan akhirnya bermuara pada produktivitas dan kreativitas. Kreativitas bangsa yang tinggi dapat mewujud dalam karya-karya adiluhung dalam berbagai bidang yang tak ternilai. Dari sana muncul rasa bangga pada diri sendiri dan penghormatan dari bangsa lain. Martabat memunculkan rasa percaya diri yang memungkinkan kita berdiri sama tegak, dan tidak didikte oleh bangsa lain.

Untuk itu semua warga negara dapat mengambil peran dalam membangun negara sehingga menjadi masyarakat madani berdaya dan berkeadilan, masyarakat yang tidak mudah dipatronisasi oleh kekuatan manapun. Sebab, kehidupan sosial manusia di muka bumi akan lebih tertata dengan sistem sosial yang berkeadilan walau masih disertai suatu perbuatan dosa, daripada dengan sistem tirani yang zalim. Kewajiban individu untuk menegakkan keadilan harus dipandang sebagai prosedur regulatif bagi tindakan sosial dan etik, sehingga akhirnya menghasilkan keadilan sosial yang efek kebaikannya akan dirasakan bersama.

Substansi keadilan sosial ialah terciptanya suatu masyarakat yang di dalamnya tidak ada lagi pihak yang dinafikan kebutuhan dasarnya. Setiap individu mendapat hak-hak sosialnya secara penuh dan utuh, memperoleh jaminan sosial secara proporsional, serta manfaat dari sumber-sumber daya alam dan kekayaan negara dapat dinikmati oleh semua elemen masyarakat. Dalam waktu yang sama ia harus melaksanakan segala sesuatu yang menjadi tanggungjawab sosialnya dalam rangka merealisasikan keadilan menyeluruh dalam kehidupan. Hak-hak ini merangkumi semua hak-hak individual dan sosial manusia Indonesia yang bermartabat.

Tegaknya keadilan sosial akan mewujudkan masyarakat yang egaliter dan menghargai orang berdasarkan keutamaan dan prestasinya, bukan pada etnisitas, entitas, keturunan, dan faktor bawaan lainnya. Oleh sebab pluralitas kebudayaan merupakan realitas yang melekat dalam sebuah bangsa, masyarakat, atau komunitas, maka perlu kearifan dalam memandang dan menyikapnya. Islam mengajarkan kepada umatnya untuk berlaku adil kepada setiap komunitas atau bangsa dengan cara menghargai kebudayaannya.

Dalam konteks Indonesia yang mayoritas penduduknya Muslim, maka secara budaya dan agama, Islam dapat tampil memberikan model masyarakat yang bisa mempertemukan nilai-nilai keislaman dengan pluralitas budaya lokal dan sekaligus aspirasi kemodernan dalam sebuah rumah besar bernama Indonesia. Hal itu mensyaratkan pandangan keagamaan yang lebih menekankan aspek substansial yang universal daripada simbolik, dan tumbuhnya sikap saling menghargai serta kearifan di kalangan masyarakat. Dalam kerangka itulah kita memandang dan menyikapi pluralitas kebudayaan hingga pada akhirnya dapat memperkaya kebudayaan nasional menjadi satu sistem yang indah, efektif, dan saling bersinergi. Pluralitas sebagai karunia Tuhan, baik itu terkait dengan ras, budaya maupun profesi, seharusnya dilihat sebagai suatu kekayaan yang patut dikelola dengan penuh keadilan bagi bangsa yang bermartabat.

Semua itu adalah kondisi yang kita citakan sekaligus, kondisi kehidupan berdakwah yang diharapkan, yang bermuara pada terjaminnya manusia dalam memenuhi lima kebutuhan primer hidupnya, yakni perlindungan atas: agama, jiwa, akal, harta dan keturunan. Itulah masyarakat Indonesia yang relijius, masyarakat madani, yang seluruh komponennya bekerja sama dalam kebaikan, tolong-menolong dalam mensejahterakan masyarakat dan meningkatkan keimanan. Masyarakat yang adil, sejahtera dan bermartabat, yang melindungi warganya, mewujudkan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan turut menjaga ketertiban dunia. Suatu masyarakat dan bangsa yang dapat berdampingan sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia, masyarakat dengan budaya khas takwa. Indonesia yang kita citakan adalah masyarakat yang hidup penuh dengan kasih-sayang, yang muda menghormati yang tua, yang tua menghargai yang muda, lakilaki bahu membahu dengan perempuan, dalam pluralitas kebudayaan.

Masyarakat madani merupakan model masyarakat berkeadilan, tatkala keragaman menjadi sumber dinamika bangsa. Para kritikus kreatif-konstruktif memenuhi parlemen, kaum profesional mengisi kabinet, dan orang-orang bijak yang pemberani menjaga benteng peradilan. Para pengusaha menjadi berkah bagi negara dan rakyat, demikian pula para ulama, cendekiawan dan budayawan berdiri di garda depan peradaban bangsa. Prajurit dan perwira TNI dan Polri menjadi pengawal negara dan penjaga keamanan yang profesional, sebuah kekuatan yang menyebarkan rasa aman di hati rakyat tanpa harus kehilangan hak-hak politik yang wajar sebagai warga negara. Kalangan perempuan menjadi saudara kaum lelaki, yang mempunyai hak dan kewajiban yang sama sesuai dengan fitrahnya, dan bekerjasama secara setara bagi kemajuan bangsa. Kaum muda mempunyai peran strategis sebagai pelopor peradaban untuk perbaikan. Setiap kelompok mengembangkan budaya demokrasi produktif, berinteraksi secara positif dengan semangat kebersamaan dalam kerangka persatuan dan kesatuan bangsa.

Kami mencitakan Indonesia menjadi negara kuat yang membawa misi rahmat keadilan bagi segenap umat manusia, agar bangsanya menjadi kontributor peradaban manusia dan buminya menjelma menjadi taman kehidupan yang tenteram dan damai.


BACA MISI PKS YANG LAIN

2. Adil

VISI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA ( III )


Sejahtera secara standar berarti aman dan makmur. Aman adalah situasi kemanusiaan yang terbebas dari rasa takut, secara psikis sejahtera, sedangkan makmur adalah situasi kemanusiaan yang terbebas dari rasa lapar, secara fisik sejahtera. . Firman Allah Swt menegaskan, “Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezekinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)-nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu, Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat." (QS, al-Nahl 16: 112).

Sejahtera mengarahkan pembangunan pada pemenuhan kebutuhan lahir dan batin, agar manusia dapat memfungsikan dirinya sebagai hamba dan khalifah Allah. Kesejahteraan tidak mencerminkan jumlah alat pemenuhan kebutuhan, tetapi keseimbangan antara kebutuhan dan sumber pemenuhannya. Kesejahteraan dalam artinya yang sejati adalah keseimbangan hidup yang merupakan buah dari kemampuan seseorang memenuhi tuntutan-tuntutan dasar seluruh dimensi dirinya (ruh, akal, dan jasad). Kesejahteraan seperti itu yang akan melahirkan kebahagiaan hakiki bagi bangsa Indonesia.

Kesejahteraan menuntut pengelolaan ekonomi berbasis sektor riil yang menitikberatkan pada kesempatan berusaha di sektor riil bukan semata sektor finansial. Prinsip itu menyetarakan peran kapital (modal) dan usaha (buruh) serta berbasis ekonomi pasar yang memberi kesempatan berkompetisi secara adil. Ekonomi berkeadilan yang mencitakan kesejahteraan untuk semua warga akan terlepas dari penyimpangan moral (moral hazard) akibat tindak kezaliman terhadap sesama manusia maupun tindakan eksploitatif yang merusak alam. Hanya dengan sistem perekonomian yang berkeadilan terwujudnya pembangunan yang berkesinambungan (sustainable development) yang menjamin kesetaraan sosial (social equity), kelestarian lingkungan (environmental prudence), dan efisiensi ekonomi (economic efficiency). Semua itu tidak lain merupakan cita-cita bersama umat manusia sedunia (Our Common Future, World Comittee for Environment and Development, United Nation, 1987).

Ekonomi yang maju ialah kondisi yang dibangun di atas kesadaran adanya misi peradaban untuk kesejahteraan manusia. Dalam konteks ini, keterpeliharaan moralitas manusia, baik secara individual maupun kolektif, keseimbangan kemajuan ekonomi, kemandirian, kesatuan ekonomi nasional, dan kelestarian alam semesta menjadi patokan utama pembangunan bangsa. Oleh karena itu, di tengah dinamika meraih kemajuan ekonomi, maka penyimpangan etika, perilaku eksploitatif, konsumtivisme, dan hedonistik-materialistik harus dapat diminimalisasi. Karena, pembangunan ditujukan bukan untuk kemajuan materi saja, melainkan juga demi tetap terpeliharanya sifat asasi dan martabat seluruh manusia. Pada titik itu, kemajuan ekonomi harus benarbenar dapat dinikmati oleh seluruh komponen bangsa, bahkan umat manusia, secara adil.

Atas dasar itu perlu ditegakkan prinsip penyatuan moralitas dan etik dalam seluruh aktivitas ekonomi guna meminimalisasi, bahkan menghilangkan, berbagai bentuk kezaliman. Memprioritaskan kepentingan umum dan kemaslahatan bersama harus dilakukan di atas keuntungan pribadi dan kelompok, guna menjamin hak-hak ekonomi semua pihak dan menghindari dominasi satu pihak terhadap pihak lain. Pengutamaan ini harus menjadi kebijakan yang dipatuhi bersama.

BACA MISI PKS YANG LAIN

2. Adil

VISI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA ( I )


VISI untuk Indonesia yang dicita citakan PKS yang pertama
Terwujudnya Masyarakat madani yang adil, sejahtera, dan bermartabat

Masyarakat Madani adalah masyarakat berperadaban tinggi dan maju yang berbasiskan pada: nilai-nilai, norma, hukum, moral yang ditopang oleh keimanan; menghormati pluralitas; bersikap terbuka dan demokratis; dan bergotong-royong menjaga kedaulatan Negara. Pengertian genuin dari masyarakat madani itu perlu dipadukan dengan konteks masyarakat Indonesia di masa kini yang merealisasikan Ukhuwwah Islamiyyah (ikatan keislaman), Ukhuwwah Wathaniyyah (ikatan kebangsaan) dan Ukhuwwah Basyariyyah (ikatan kemanusiaan), dalam bingkai NKRI.

Perjuangan untuk mewujudkan masyarakat madani, baik secara struktural maupun kultural, sebagai bagian dari dakwah dalam maknanya yang historik, positif dan obyektif bagi umat Islam dalam bingkai NKRI adalah bagian dari upaya merealisasikan tujuan didirikannya PK Sejahtera sebagaimana dicantumkan dalam Anggaran Dasar PK Sejahtera. Masyarakat Madani sebagai warisan Sunnah Nabawiyah adalah komunitas yang hadir melalui perjuangan yang dipimpin langsung Rasulullah Saw dengan bingkai Piagam Madinah. Piagam Madinah diakui oleh para para pakar studi Islam dari kalangan Muslim atau Non-Muslim sebagai konstitusi tertua di dunia yang sangat modern dan menghadirkan fakta historis tentang pengelolaan negara berbasiskan pada prinsip hukum, moral, dan gotong-royong menjaga kedaulatan negara. Piagam itu juga menghormati pluralitas dan merealisasikan Ukhuwwah Islamiyyah, Ukhuwwah Wathaniyyah dan Ukhuwwah Basyariyyah sekaligus.

Sebagai basis lain berdirinya Masyarakat Madani, Rasulullah telah menegaskan pentingnya melaksanakan nilai-nilai fundamental yang disampaikan secara terbuka, ketika pertama kali menginjakkan kaki di tanah Madinah sesudah hijrah dari kota Mekkah. Nilai-nilai itu bisa disebut sebagai “Manifesto berdirinya Masyarakat Madani” yang antara lain menetapkan: prinsip memanusiakan manusia dan melibatkan mereka secara keseluruhan dalam risalah dakwah, apapun latar belakangnya; ajakan untuk menyebarluaskan budaya hidup yang aman dan damai; mengokohkan sikap solidaritas sosial dan menguatkan semangat silaturrahim; serta mewujudkan manusia yang seutuhnya dengan menguatkan kedekatan kepada Allah Swt. Aktualisasi nilai-nilai fundamental itu menjadi dasar kehidupan bermasyarakat dan bernegara sangatlah positif, bahkan terbukti dalam sejarah Indonesia telah berhasil menggelorakan semangat umat Islam untuk terlibat aktif menghadirkan kebangkitan nasional dengan puncaknya Proklamasi Kemerdekaan NKRI (1945) dan selanjutnya hadir gelombang Reformasi (1998).

Islam memang telah masuk ke Indonesia secara damai sejak abad pertama Hijriyah, dan berinteraksi secara dinamis, konstruktif dan positif dengan beragam realita yang sudah ada di Nusantara, baik ideologi, kultural, sosial budaya, profesi politik dan lainnya, dengan semangat agama dakwahnya yang Rahmatan Lil Alamiin, jadilah Islam sebagai agama yang menyebar di Seluruh Nusantara bahkan menjadi agama yang dianut oleh mayoritas bangsa Indonesia. Sejarah Indonesia pun telah mencatat berdirinya beragam kerajaankerajaan Islam dan hadirnya budaya dan tradisi ke-Islam-an yang tetap hidup dan bahkan menjadi kontribusi yang cerdas sampai hari ini sekalipun.

Islamisasi secara kultural seperti tersebut di atas juga mempunyai pijakan historiknya dalam konteks Indonesia, seperti hadirnya wayang, batik, maupun ragam budaya yang diwariskan oleh para Wali Songo. Ia adalah pengejawantahan kongkret dari Syumuliyyatul Islam dan risalahnya yang Rahmatan Lil Alamin. Karenya agenda ini tentu tidak dimaksudkan untuk menghadirkan konflik budaya apalagi pembenaran terhadap stigma Islam yang dihubungkan dengan ke-Arab-an apalagi terorisme.

Sementara itu Islamisasi secara struktural dilakukan melalui jalur politik. Islam memang tidak dapat dipisahkan dari politik sebagai bentuk dari pengamalan Syuro, serta Amar Ma’ruf Nahi Munkar, memperjuangkan keadilan, mengkoreksi kezhaliman dan mendakwahkan amal sholeh. Politik berguna untuk mendekatkan perjuangan kaum Muslimin dalam menjalankan kehidupan serta mendakwahkan kebudayaannya serta solusi-solusi kreatif yang dimilikinya agar mereka dapat mewujudkan nilai-nilai Islami itu sesudah pada tingkat kehidupan individual, keluarga, agar ajaran agama dapat terwujud juga pada lingkungan masyarakat, organisasi bahkan pada penyelenggaraan kehidupan bernegara. Baik melalui aktifitas kontrol, maupun Legislasi dengan membuat undangundang, peraturan pemerintah maupun kebijakan publik lainnya. Dalam konteks ini maka pilihannya bukan negara Islam yang menerapkan Syariah atau negara sekuler yang menolak Syariah, tapi yang kita inginkan adalah negara Indonesia yang merealisasikan ajaran agama yang menghadirkan nilai-nilai kemanusiaan yang luhur dan universal, melalui perjuangan konstitusional dan demokratis, agar dapat hadirlah Masyarakat Madani yang dicitakan itu.

Memisahkan umat Islam yang merupakan mayoritas penduduk Indonesia dari keterlibatan dalam kehidupan berpolitik dan bernegara adalah hal yang mustahil dan absurd bahkan ahistoric, bahkan tidak sesuai dengan prinsip dasar berdemokrasi konstitusional seperti yang tertera di dalam UUD NRI 1945. Karenanya wajar saja bila pada masa awal pembentukan NKRI ini, Bung Karno telah dengan tegas mempersilahkan umat Islam untuk memperjuangkan ideologi dan aspirasinya melalui lembaga Parlemen. Dan umat pun memang telah dan akan terus secara rasional-objektif-konstitusional berjuang melalui jalur politik sehingga dapat turut serta menghadirkan kemerdekaan Republik Indonesia, menggagalkan kudeta PKI yang akan menggantikan ideologi negara dengan Komunisme, dan kemudian turut menghadirkan era Reformasi dan lain-lain.

Agar Masyarakat Madani dapat diwujudkan, dan karenanya umat pun dapat melaksanakan ajaran agama dan menghadirkan Syariah Islam yang Rahmatan Lil Alamin, sangat penting untuk merujuk pada faktor-faktor utama yang dulu menjadi pilar kokoh dan telah sukses menghadirkan Masyarakat Madani seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW yang secara positif dan konstruktif menerima dan menghormati asas pluralitas baik karena faktor suku, agama, asal-usul maupun profesi untuk disinergikan bagi hadirnya masyarakat yang saling menghormati, saling menguatkan, gotongroyong dan bersatu padu bela kedaulatan negara, menegakkan hukum, menjunjung moralitas, menghadirkan masyarakat yang dinamis dan bersemangat untuk ber-silaturrahim dan ber-ta’awun untuk mewujudkan Ukhuwwah Islamiyyah, Ukhuwwah Wathaniyyah dan Ukhuwwah Basyariyyah, kemudian mengaktualisasikannya dalam konteks Keindonesiaan kontemporer dengan segala peluang dan tantangannya. Karenanya perjuangan Islamisasi secara struktural tetap harus menghadirkan alternatif solusi yang lebih baik dan sikap adil dan bijaksana terhadap non-Muslim maupun yang berbeda latar organisasi politik dengan PK Sejahtera, serta mengacu pada prinsip konstitusional, proporsional dan demokratis, agar hadirlah hasil perjuangan yang betul-betul dapat merealisasikan cita-cita berdirinya NKRI dan hadirnya era Reformasi.

PK Sejahtera sebagai Partai Dakwah akan berjuang secara konstitusional, baik dalam lingkup kultural maupun struktural, dengan memaksimalkan peran berpolitiknya demi terwujudnya Masyarakat Madani dalam bingkai NKRI. Caranya, dengan mempercepat realisasi target PK Sejahtera dari “partai kader” menjadi “partai kader berbasis massa yang kokoh”, agar dapat memberdayakan komponen mayoritas bangsa Indonesia, yaitu kalangan perempuan, generasi muda, petani, buruh, nelayan dan pedagang. Melalui musyarakah (partisipasi politik) yang aktif seperti itu akan hadir pemimpin negeri serta wakil rakyat yang betul-betul bersih, peduli dan profesional, sehingga bangsa dan rakyat Indonesia dapat menikmati karunia Allah berwujud NKRI yang maju dan makmur. Partisipasi politik secara sinergis dapat merealisasikan tugas ibadah, fungsi khalifah dan memakmurkan kehidupan, sehingga tampil kekuatan baru untuk membangun Indonesia menjadi negeri yang relijius, sejahtera, aman, adil, berdaulat dan bermartabat.

BACA MISI PKS YANG LAIN

2. Adil


VISI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA ( II )


Adil adalah kondisi dimana entitas dan kualitas kehidupan baik pembangunan politik, ekonomi, hukum, dan sosial-budaya ditempatkan secara proporsional dalam ukuran yang pas dan seimbang, tidak melewati batas. Itulah sikap moderat, suatu keseimbangan yang terhindar dari jebakan dua kutub ekstrem: mengurangi dan melebihi (ifrath dan tafrith).

Islam memandang nilai keadilan dan HAM melekat dengan penciptaan manusia. Keadilan adalah nilai yang bersifat intrinsik, baik dalam struktur ataupun perilaku manusia. Tuhan Yang Mahakuasa menciptakan manusia dalam keadaan adil dan seimbang. Semenetara itu, Islam ditegaskan sebagai agama fitrah kemanusiaan. Situasi-situasi psikis dan sosiologis manusia, sesuai dengan fitrahnya, memerlukan nilai-nilai keadilan. Sebab, dengan tegaknya keadilan di tengah-tengah situasi kemanusiaannya, setiap individu dapat memerankan dirinya sebagai makhluk moral yang merdeka dalam memilih dan berkehendak. Selain itu, keadilan menjadi tonggak utama bangunan masyarakat, apapun agama dan keyakinan yang mereka anut.

Wujud konkret nilai-nilai keadilan pada dalam aspek kemanusiaan adalah sikap "pertengahan" yang telah menjadi salah satu kekhususan umat Islam dan telah menjadi karakteristik metodologi Islam dalam menyelesaikan berbagai persoalan hidup. Para cendekiawan muslim melukiskan sikap itu dengan istilah moderasi, suatu keseimbangan yang terhindar dari jebakan dua kutub ekstrem. Keseimbangan hidup merupakan buah dari kemampuan seseorang dalam memenuhi tuntutan-tuntutan dasar seluruh dimensi dirinya (ruh, akal, dan jasad). Itulah pangkal kesejahteraan dalam maknanya yang sejati. Kesejahteraan paripurna akan melahirkan kebahagiaan hakiki. Itu sebabnya keseimbangan yang sempurna di antara kualitas-kualitas moral yang tampak bertentangan hanya mungkin diwujudkan dengan keadilan, sesuai dengan makna asasi keadilan ('adalah) yang berasal dari akar yang sama dengan kata keseimbangan (i`tidal). Oleh sebab itu, para ulama menegaskan nilai keadilan sebagai kebaikan yang paling sempurna.

Posisi keadilan dalam kehidupan manusia dan alam semesta amat fundamental. Sebuah hadits Nabi Saw menyebutkan: ”Sesungguhnya orang-orang yang berbuat adil itu kelak di sisi Allah Swt berada di atas mimbar-mimbar cahaya. Yaitu, mereka yang bertindak adil dalam pemerintahan, terhadap keluarga, dan terhadap bawahan mereka.” Konsekuensinya, setiap ketidakadilan dan kezaliman harus dipandang sebagai tindakan dosa dan kejahatan terhadap manusia dan kemanusiaan. Kezaliman itu kegelapan, sedangkan keadilan itu cahaya. Maka, kewajiban menegakkan keadilan dan menumbangkan segala bentuk kezaliman, penindasan, sikap berlebih-lebihan, merugikan orang lain, kebencian, diskriminasi, dan kesewenang-wenangan harus menjadi bagian dari ideologi Islam. Semangat ini harus mewarnai setiap aksi dan menjadi pola perjuangan otentik manusia sepanjang sejarahnya. Manusia, baik secara individual maupun kolektif, bertanggungjawab menegakkan keadilan dalam seluruh dimensi kehidupan.



BACA MISI PKS YANG LAIN

2. Adil

Jumat, 21 Februari 2014

Si Pembenci Islam, Mati?



HIKMAH & RENUNGAN

Si Pembenci Islam, Mati?

Jumat 20 Rabiulakhir 1435 / 21 Februari 2014 13:58




tangan 490x328 Si Pembenci Islam, Mati?
Oleh: Sry Bidadari Azzam Dua
TAK hanya berkembang pesat dakwah muslim Indonesia, sekarang foto salah satu pembenci Islam (yang sudah dalam peti jenazah) terpampang di berbagai media on-line, seluruh manusia di semua benua bisa melihat wajah kusutnya sebagai sosok mayat, dibalut jas rapi dan dicium oleh salah satu anggota keluarganya, .
Beritanya : Inilah mayat seorang lelaki #Indonesia, yang beberapa hari sebelumnya, dia adalah pendebat paling ‘sok jago’ di group FB (dialog Islam vs…). Celakanya, dia menantang dan mencela Allah SWT dan EasulNya SAW. Salah satu kalimat terjeleknya adalah, “Preeeet, mana? Tunjukkan si Allah itu ada dimana?! Tunjukkan pada saya, dan katakan kepada DIA, silakan ambil nyawaku sekarang… Aku sudah siap kalau toh bisa mati sekarang!”
Subhanallah… Eng-ing eng! *Tanggal 7 januari yang lalu, dia mati* Silakan para pengikutnya, kalau memang hebat, silakan tanyakan kepadanya tentang bagaimana di alam kubur dan bagaimana siasat menghadapi munkar dan Nakir?! Apa tuh jawabnya?
“Bagi siapa pun yang membenci Islam tanpa sebab, koreksi diri yoook, jangan sampai menjadi korban media ~Knowledge is power, kan?~ Sebaiknya, pelajari perlahan-lahan tentang Islam dari orang Islam yang paham ilmu agama, bukan dari kumpulan JIL atau sekuler.
Ketika kalian mencela, menantang Allah Azza wa jalla, hingga kesombongan diri menguasai jiwa raga, mengerikan sekali, apalagi menghina Rasulullah SAW yang merupakan manusia paling sempurna akhlaqnya, *berarti siap banget dapat kejutan* … Karena adzab-Nya adalah benar, kematian adalah benar, siksa kubur adalah benar…
Malu sekali, kenyataannya kita semua akan kembali kepada-Nya, diciptakan-Nya untuk beribadah mencari perbekalan, bukan ‘buat jadi sok jagoan’ menantang Tuhan…” []

Ust Ghazali Lc Pun Peduli Sinabung

Bencana demi bencana gak habis habisnya ditimpakan kepada bangsa ini, yang merontokkan anak-anak negeri. Tidak sedikit yang meregang nyawa, kelaparan, kehilangan keluarga dan tempat tinggal. Bencana erupsi Gunung Sinabung di Sumut memberi pelajaran kepada kita akan arti sebuah kebersamaan. Mari Peduli mereka yang ditimpa musibah di Gunung Sinabung Sumut, sisihkan sebagian harta kita. Salurkan kepada lembaga-lembaga yang terpercaya seperti PKPU dll.. Insyallah baik....!!!


Team Relawan 100.... Siap menangkan Ust Ghazali Lc menuju KursiLegislatif...

Alhamdulillah satu Persatu dukungan terhadap Ust Ghazali Lc pun berduyun- duyun membentuk gelombang besar yang menghantarkan Ust Ghazali Lc ke Kursi Dewan. Mulai dari kalangan masyarakat kota sampai ke pedesaan pinggiran kota Bengkulu. Masing- masing kecamatan sudah ada koordinatornya bahkan sampai ke Kelurahan sudah terbentuk tim pemenangan yang totalnya kurang lebih 100 Tim, mereka menyebutnya Relawan Team 100. Subhanallah...Hatapan kedepan dari masyarakat Bengkulu kalau Ust Ghazali jadi adalah gak muluk-muluk, Ust... Kata mereka , "Ust datang mengunjungi kami sudah syukur... " kata mereka dengan antusias sekali. Harapan kami pun masyarakat bengkulu bisa lebih sejahtera lagi...Amiiiiin!!!!



Kamis, 20 Februari 2014

Khutbah Jum'at: Infaq Shodaqoh Membawa Barokah

Khutbah Jum'at: infaq Shodaqoh Membawa Barokah

الحَمْدُ ِللهِ الَّذِي أَمَرَناَ باِلاِْعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ وَالإِبْتِعاَدِ عَنِ العاَدَاتِ الجاَهِلِيَّةِ. وَالصَلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ رَسُوْلِ اللهِ مُحَمَّدٌ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلهَ إِلاَّ الله ُوَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا نَبِيَّ الرَحْمَةِ وَقُدْوَةَ الأُمَّةِ لِنَيْلِ السَعَادَةِ فيِ الدُنْيَا وَالآخِرَةِ، فَصَلَوَاتُ اللهِ وَسَلاَمُهُ عَلَيْهِ وَعَلىَ آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.
أَمَّا بَعْدُ،
فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوصِيْكُمْ وَإِيّاَيَ بِتَقْوَى اللهِ، اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.

Jama’ah Shalat Jumat yang dirahmati Allah
ِAlhamdulillah, segala puji bagi Allah pemilik alam semesta beserta seluruh isinya. Yang telah melimpahkan nikmat dan rahmat-Nya yang tak terhitung jumlahnya. Shalawat serta salam atas nabi kita Muhammad SAW yang telah membimbing kita menuju hidayah dan rahmat Allah SWT.
Marilah dalam kesempatan kali ini, kita terus bersama-sama meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Pembaharuan dan peningkatan taqwa merupakan hal yang sangat penting, karena ketaqwaan seseorang selalu berubah-ubah, kadang bertambah kuat dan terkadang berkurang.
Jama’ah Shalat Jumat yang dirahmati Allah
Manusia dimuka bumi ini memiliki tanggung jawab terhadap Allah SWT. Misi dari penciptaan manusia adalah sebagai khalifah/pemimpin yang bertanggung jawab atas apa yang ia lakukan di muka bumi ini. Kelak manusia akan diminta pertanggungjawaban dihadapan-Nya akan hal-hal yang telah ditugaskan kepada mereka selama di dunia.
Seluruh apa yang ada di bumi dan di langit adalah milik Allah, manusia hanyalah diberikan hak untuk menggunakan kekayaan-Nya tersebut. Harta dan kekayaan yang kita miliki tak lain adalah titipan Allah SWT. Maka, suatu saat nanti harta dititipkan Allah kepada kita seperti (uang, rumah, kebun, anak, dll) semuanya akan diambil kembali oleh Allah, kemudian kita akan ditanya apa yang telah kita perbuat terhadap titipan Allah tersebut.
Tidakkah kita ikut merenungkan senandung syair Mahmud Hasan Al Warraq yang berkata, "Kurenungkan tentang harta dan penimbunannya, ternyata apa yang tersisa itulah yang bakal binasa. Sedang yang kunafkahkan di jalan kebaikan, baik secara ma'ruf atau ihsan maka dialah yang kekal dan karenanya aku dibalas (kebaikan), saat semua orang diberi balasan."
Al Hasan Al Bashri berkata, "Sejahat-jahat teman adalah uang dan harta-benda. Keduanya tidak akan bermanfaat untukmu kecuali ketika keduanya berpisah denganmu."
Harta adalah ni'mat. Barangsiapa takut kepada Allah dalam masalah harta, lalu membelanjakannya sesuai dengan yang diridhai-Nya, memberi makan fakir miskin, serta mengeluarkannya untuk menolong agama Allah dan meninggikan kalimat-Nya, niscaya Allah akan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya, Allah akan menjaganya dan memberkahi keluarga dan anak-anaknya. Memberikan kebahagiaan kepadanya di dunia, juga bahagia di akherat. Dan, kebahagiaan bukanlah sesuatu yang diperjual-belikan. Ia adalah anugerah Allah bagi hamba-Nya yang ta'at dan memenuhi perintah-Nya.
Jika ada orang kaya, seorang pemimpin, direktur perusahaan ataupun seseorang yang sangat kita hormati mengatakan : “lakukanlah pekerjaan ini dan pekerjaan itu nanti engkau akan kuberi sesuatu imbalan yang besar” apakah kita akan menolak pekerjaan itu? Tentu, sedetik pun kita tidak akan terlambat untuk mengerjakan pekerjaan itu, sebab kita yakin dia (orang kaya) tersebut akan memberikan kita imbalan yang besar.
Lalu, tidak ada alasan satupun bagi kita untuk tidak yakin dan percaya akan janji Allah Azza Wajalla, Pemilik langit dan bumi, Dzat Yang Maha Agung, Maha Pengasih dan Maha Kaya. Tuhannya para pemimpin, Tuhannya orang-orang kaya, Tuhannya para direktur-direktur perusahaan. Allah telah berjanji dalam firman-Nya:
وَمَا تُقَدِّمُوا لأَِنْفُسِكُمْ مِنْ خَيْرٍ تَجِدُوْهُ عِنْدَ اللهِ هُوَ خَيْرًا وَّأَعْظَمَ أَجْرًا. (المزمل: 20)
"Dan kebaikan apa saja yang engkau perbuat untuk dirimu, niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya." (Al Muzzammil: 20)
Orang yang berinfak (bersedekah) di jalan Allah seakan-akan memberi pinjaman kepada Allah, padahal Dia adalah Maha Kaya dan Maha Pemberi. Pilihan kata "qardh" (pinjaman) tentu karena begitu sangat mulianya kedudukan orang yang berinfak di sisi Allah. Di samping, kata "qardh" membawa makna hutang piutang, yang berarti Allah 'Dzat yang tidak menyelisihi janji-Nya' pasti membayar hutangNya tersebut.
مَنْ ذَا الَّذِي يَقْرِضُ اللهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ أَضْعَافًا كَثِيْرَةً. وَاللهُ يَقْبِضُ وَيَبْصُطُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ. (البقرة: 245)
"Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipatgandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan kepada-Nya lah kamu dikembalikan."(Al Baqarah: 245)
Di ayat lain Allah menegaskan,
وَسَارِعُوْا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَمَاوَاتُ وَالأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَ. الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِي السَرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِيْنَ الْغَيْظَ وَالعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِ وَاللهُ يُحِبُّ المُحْسِنِيْنَ. (آل عمران: 133-134)
"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada Surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. (Yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan." (Ali Imran: 133-134).
Karena itu, bersegeralah saudaraku menuju Surga yang memang diperuntukkan Allah bagi segenap hamba-Nya yang bertakwa, yang di antara sifat-sifat mereka adalah menafkahkan hartanya, baik di waktu lapang/kemudahan maupun sempit/kesulitan.
Sebaliknya, orang yang menimbun hartanya dan tidak mau menafkahkan sebagian daripadanya kelak pada Hari Kiamat Allah akan mengalungkan harta yang ia bakhilkan tersebut di batang lehernya, (Q.S.: 3: 180). Dengan emas dan peraknya 'padahal di dunia keduanya amat ia banggakan' yang telah dipanaskan dalam Neraka Jahannam, dahi, lambung dan punggung mereka dibakar/diseterika, (Q.S. 9:34-35)
وَلاَ يَحْسَبَنَّ الَّذِيْنَ يَبْخَلُوْنَ بِمَا آتاَهُمُ اللهُ مِنْ فَضْلِهِ هُوَ خَيْرًا لَّهُمْ بَلْ هُوَ شَرُّ لَّهُمْ. سَيُطَوَّقُوْنَ مَا بَخِلُوْا بِهِ يَوْمَ القِيَامَةِ. وَللهِ مِيْرَاثُ السَمَاوَاتِ وَالأَرْضِ. وَاللهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ. (آل عمران: 180)
Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di leher mereka di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (apa yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Ali Imran : 180)
Adapun keberuntungan atau faedah menafkahkan harta di jalan Allah adalah sangat banyak, diantaranya: 

Pertama, Allah menjamin nafkah orang tersebut. Dalam hadits Qudsi disebutkan, "Wahai anak Adam, berinfaklah niscaya Aku (menjamin) nafkahmu." (Muttafaq Alaih)

Kedua, bersedekah bisa menghapuskan dosa. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, "Puasa adalah benteng, sedangkan sedekah melenyapkan kesalahan (dosa) sebagaimana air memadamkan api." (HR. Ibnu Majah dan Turmudzi, ia berkata hadits hasan shahih)
Ketiga, berinfak adalah salah satu akhlak Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam. Di antara perbuatan yang sangat beliau cintai adalah memberi, bahkan memberikan sesuatu yang sangat beliau butuhkan sendiri, seperti pakaian yang sedang beliau kenakan. Demikian menurut hadits riwayat Bukhari dari Sahl bin Sa'ad Radhiallahu Anhu.
Keempat, berinfak menyebabkan rezeki bertambah, berlipatganda, berkembang dan penuh berkah. Allah berfirman:
 مَنْ جَاءَ بِالحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا. (الأنعام: 160)
Barang siapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepulah kali lipat amalnya. (QS. Al-An’am : 160)
Rezeki bukan hanya berupa uang dan kekayaan, akan tetapi rezeki itu meliputi kesehatan, anak yang shaleh, tetangga dan teman yang baik, pekerjaan yang halal, kehidupan yang tenang, itulah yang merupakan bagian dari rezeki yang sangat mahal dan tidak ternilai/terbayar dengan uang. Kita dapat membayangkan betapa banyak orang kaya yang jatuh miskin dalam waktu yang singkat dengan menguras harta kekayaannya untuk mengobati penyakitnya yang tak kunjung sembuh. Maka berbahagialah orang yang diberikan kesehatan oleh Allah.

Kelima, kecintaan Allah dan kecintaan manusia terhadapnya. Orang yang suka memberi akan dicintai orang lain, sebab secara fithrah manusia mencintai orang yang berbuat baik padanya.
Keenam, kemudahan melakukan keta'atan. Allah menolong orang yang suka bersedekah dalam melakukan berbagai keta'atan, sehingga ia merasa mudah melakukan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Allah berfirman,
فَأَمَّا مَنْ أَعْطَى وَاتَّقَى وَصَدَّقَ بِالحُسْنَى فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْيُسْرَى. (الليل : 5-7)
"Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (Surga), maka Kami akan menyiapkan baginya jalan yang mudah".( QS. Al-Lail: 5-7)
Dan masih sangat banyak lagi manfaat dan keberuntungan dari sedekah. Mudah-mudahan Allah menggolongkan kita termasuk di antara hamba-hamba-Nya yang suka bersedekah. Amin...
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فيِ القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنيِ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ وَتَقَبَّلْ مِنيِّ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ.
أَقُوْلُ قَوْليِ هذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ ليِ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
الخطبة الثانية
الحَمْدُ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَهْدِيْهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ الله فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُّضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَوَاتُ اللهِ وَسَلاَمُهُ عَلَيْهِ وَعَلَى كُلِّ رَسُوْلٍ أَرْسَلَهُ.


وَاعْلَمُوْا أنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ ، أَمَرَكُمْ بِالصَلاَةِ وَالسَلاَمِ عَلَى نَبِيِّهِ الكَرِيْمِ فَقَالَ الله ُتَعَالَى فِي كِتَابِهِ الكَرِيْمِ:
أعوذ بالله من الشيطان الرجيم
بسم الله الرحمن الرحيم
{إنَّ اللهَ وملائكتَهُ يصلُّونَ على النبِيِّ يَا أيُّهَا الذينَ ءامَنوا صَلُّوا عليهِ وسَلّموا تَسْليمًا}
اللّـهُمَّ صَلّ على سيّدِنا محمَّدٍ وعلى ءالِ سيّدِنا محمَّدٍ كمَا صلّيتَ على سيّدِنا إبراهيمَ وعلى ءالِ سيّدِنا إبراهيم وبارِكْ على سيّدِنا محمَّدٍ وعلى ءالِ سيّدِنا محمَّدٍ كمَا بارَكْتَ على سيّدِنا إبراهيمَ وعلى ءالِ سيّدِنا إبراهيمَ إنّكَ حميدٌ مجيدٌ.
اللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ وَالمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ وَالأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَعْوَاتِ يَاقَضِيَ الحَاجَاتِ، اللّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالمُسْلِمِيْنَ وَأَهْلِكِ الكَفَرَةَ وَالمُشْرِكِيْنَ، اللّهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا الإِيْمَانَ وَزَيِّنْهُ فِي قُلُوْبِنَا وَكَرِّهْ إِلَيْنَا الكُفْرَ وَالفُسُوْقَ وَالعِسْيَانَ وَاجْعَلْنَا مِنَ الرَاشِدِيْنَ، اللّهُمَّ إِنَّكَ تَعْلَمُ أَنَّ هذِهِ القُلُوْبَ قَدِ اجْتَمَعَتْ عَلَى مَحَبَّتِكَ وَالْتَقَتْ عَلَى طَاعَتِكَ وَتَوَحَّدَتْ عَلَى دَعْوَتِكَ وَتَعَاهَدَتْ عَلَى نُصْرَةِ شَرِيْعَتِكَ فَوَثِّقِ اللّهُمَّ رَابِطَتَهَا وَأَدِمْ وُدَّهَا وَاهْدِهَا سُبُلَهَا وَامْلَأْهَا بِنُوْرِكَ الَّذِيْ لاَ يَخْبُو وَاشْرَحْ صُدُوْرَهَا بِفَيْضِ الإِيْمَانِ بِكَ وَجَمِيْلِ التَّوَكُّلِ عَلَيْكَ وَأَحْيِهَا بِمَعْرِفَتِكَ وَأَمِتْهَا عَلَى الشَهَادَةِ فِي سَبِيْلِكَ إِنَّكَ نِعْمَ المَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيْرُ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عبادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يأمرُ بالعَدْلِ والإحسانِ وإيتاءِ ذِي القربى وينهى عَنِ الفحشاءِ والمنكرِ والبَغي ، يعظُكُمْ لعلَّكُمْ تذَكَّرون. اذكُروا اللهَ العظيمَ يذكرْكُمْ واشكُروهُ يزِدْكُمْ واستغفروه يغفِرْ لكُمْ واتّقوهُ يجعلْ لكُمْ مِنْ أمرِكُمْ مخرَجًا. وَأَقِمِ الصلاة .

Ngaji Al Qur'an 30 Juz

Ust Ghazali Lc bersama anak anak yatim dan santri Al Qur'an Al fida bersemangat untuk menuntaskan bacaan Al Qur'an 30 Juz dalam satu hari. Kegiatan ini sudah rutin diadakan di rumah Ust Ghazali Lc yang juga caleg Nomor urut 3 dari PKS untuk DPRD Provinsi Bengkulu dapil kota. Terutama setiap malam jum'at . Hal ini beliau lakukan untuk menumbuhkan jiwa Al Qur'an bagi pribadi beliau dan anak-anak yang beliau asuh untuk lebih cinta dengan Al Qur'an...

Rabu, 19 Februari 2014

Contoh Surat Suara Pemilu 2014

Cara memilih dan memasukkan suara anda kedalam kotak suara


1. Masuk ke bilik suara

Jika nomor antrian anda di sebutkan oleh Panitia pemilu , ambilah kertas suara anda dan lansung menuju ke bilik suara


 2. Buka surat suara anda

Pastikan tidak ada kerusakan pada surat suara anda untuk menjamin suara anda tepat sasaran

SURAT SUARA KPU





3. Pilih wakil anda yang AMANAH DAN BERBUAT SEBELUM BICARA !!!

Pilihlah CALEG yang benar benar anda percayakan untuk mewakili suara anda di DPR


4. Masukkan Surat suara Anda di KOTAK SUARA

5 . Tandai jari anda dengan Tinta pemilu


Setelah suara anda tentukan dan sudah dimasukkan ke kotak suara , pastikan jari anda ditandai dengan tinta pemilu sebagai tanda anda sudah memilih wakil anda percayai di DPR





INGAT ... 
tanggal 9 April 2014 suara anda menentukan keinginan anda kedepan , pilihlah wakil yang AMANAH , berbuat dengan HATI , melakukan SEBELUM BICARA .

Saya , Ust H Muhammad Al Ghazali,Lc :
" Bukan janji yang saya berikan , tetapi kerjanyata yang sudah kami lakukan , memikul AMANAH adalah pertanggungjawaban yang saya bawa kehadapan ALLAH "


INSYAALLAH AMANAH




Wassalammu'alaikum,

H M Al Ghazali,Lc 
Caleg DPRD Provinsi Bengkulu Fraksi PKS nomor urut  3

Anak Asuh Ust Al Ghazali di Yayasan Al Fida Bengkulu Kota

" Ketika aku tersenyum aku hanya ingin Senyumku untuk kubagi bersama mereka..... " -Ust H M Ghazali Lc-

Senyuman Anak Yatim, Berkah membawa ni'mat....mari kita peduli nasib mereka, generasi anak bangsa, calon pemimpin masa depan.

Makna cinta kerja harmoni

Tiga kata tersebut berasa Anis Matta banget. Setidaknya begitu kesimpulan saya dari berbagai buku-buku beliau yang saya baca. Anis Matta adalah sosok yang penuh cinta. Sangat emosional. Namun, di satu sisi, pada saat yang sama, beliau juga adalah orang yang sangat rasional. Semua itu terangkummenjadi satu dalam semua harmoni berkarakter pada diri Ustadz Anis yang totalitas…! Beliau pekerja keras. Selalu total dalam semua kerja-kerjanya. Tidak mau setengah-setengah, tidak mau sambil lalu.

Cinta adalah bahasa universal yang mudah dipahami oleh seluruh semesta. Cinta inilah yang melahirkan semua kebaikan di muka bumi. Kesejahteraan niscaya akan dapat diraih, jika kerjanya bermotivasi cinta. Dalam konteks sebuah negara, belum ada satu contoh negara dimanapun yang jatuh miskin tersebab terlalu baik kepada rakyatnya. Kekuatan cinta itulah yang menjelma pada seorang Umar bin Abdul Aziz, sehingga hanya dalam dua tahun kekhalifahan beliau, tak lagi bisa didapati seorangpun yang mau menerima zakat, di semenanjung Arab, Afrika dan bahkan Eropa.

Semua itu terjadi, karena Umar bin Abdul Aziz memperlakukan mereka semua dengan cinta. Jangankan manusia, Muslim kah atau Yahudi, Nasrani atau Majusi, semua terayomi dalam bingkai cinta yang dirajut oleh Umar bin Abdul Aziz. Dan bahkan para binatang pun tidak akan dibiarkan matisia-sia oleh khalifah yang satu ini. Itulah yang menyebabkan beliau selalu menabur gandum di bebukitan pada musim dingin. Kata-kata beliau yang terkenal: “Jangan biarkan satu burung pun yang mati kelaparan di negeri kaum muslimin…!”

Penegakan hukum yang saat ini sedang berada di titik nadir kerapuhan, sejatinya karena cinta sudah tercerabut dari relung hati para pelakunya, polisi, jaksa, hakim dan pengacara. Sebab cinta itu saat ini telah tergantikan oleh fulus, yang membuat semua urusan mulus. Itulah yang menjadi keprihatinan seorang Iwan Fals:“Kalau cinta sudah dibuang, jangan harap keadilan akan datang..! wo oh ya oh,ya bongkar!

Kerja.Itu adalah kata kunci semua keberhasilan. Tiada keinginan apapun yang bakal terwujud tanpa ditindaklanjuti dengan aksi nyata, kerja. Seorang yang berkeinginan mencapai puncak gunung yang tinggi, tanpa pernah memulai mendaki, itu hanyalah keinginan para pembual saja. Bukan hanya kerja, tapi kerja keras…! Apalagi pemilu mendatang, PKS mentarget tiga besar. Padahal semua partai pun mempunyaikeinginan yang sama. Bukan hanya tiga besar, tapi menjadi juara. Untuk itu, yanharus dilakukan saat ini adalah ber-fastabiqul khairat. Ingat, berlomba-lomba dalam melakukan kebaikan, bukan saling menunjukkan kesalahan rival, (partai lain) demi untuk mengungguli mereka.

Harmoni. Kalau boleh dibahasakan sederhana, adalah keselarasan atau kesesuain. Atau juga mungkin bisa dikatakan kekompakan antara semua pecinta dan pekerja, hingga bisa teraih semua tujuan kebaikan yang selama ini diinginkan dan diperjuangkan. Sakinah,mawaddah, warahmah dalam rumah besar yang bernama Indonesia.



Wallahua’lam

SILAHKAN SHARE POSTING INI KE JEJARING SOSIAL DIBAWAH

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites Temanku